Tuhan telah menggambarkan kepada manusia, melalui beberapa venumena alam, seperti halnya pelanet dalam mengelilingi Matahari, begitupun bumu dengan rotasinya dapat menjadikan malam dan siang. Manuisia sebagai maluk yang dikaruniai akal dan pikiran, semestinya memfungsikan sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Allah SWT. Dalam Firmannya:”berfikirlah tentang mahluk yang diciptakan Allah, dan jangan berfikir tentang dzad Allah.”dan tadapat dibayangkan bagaimana seandainya pelanet-pelanet tidak lagi berputar sebagai mana mestinya, Mungkin dunia ini akan kiamat, sungguh sangat banyak pelajarang yang dapat kita ambil, kalau memang kita mau belajar. Salah satunya adalah kedisiplinan. Kita dapat mengambil denga jalan membaca, membaca segala venumena atau kejadian yang terjadi di ala mini. Dn sangat relevan sekali dengan ayat yang pertama kali diturunkan yaitu, Iqra’(bacalah). Kata Iqra’ tersebut kalau ditinjau dari kedudukan kalimatnya yaitu fi’il amar yang mempunyai arti perintah. Disadari atau tidak kita telah mendapatkan perintah untuk membaca tentunya tidak hanya membaca buku atau Koran namun membaca atau merenungkan segala venumina dan kejadian yang terjadi dipermukan bumi ini. Semestinya kita bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi dan apa manfaat yang bisa kita ambil, dan yang mana yang harus kita tiru, dan yang mana yang harus kita telaah lagi kebenarannya. Sesungguhnya kita sudah diberi-gambaran-gambaran yang sangat jelas untuk kita cerna agar kita bisa mengambil inti saiya. Yaitu melalui venumena alam yan telah diperlihatkan oleh Tuhan terhadap kita. Dalam kedisiplinan kita bisa mengambil pelajaran dari matahari, mengapa? Karna seperti yang telah kita ketahui, mata hari tidak pernah ingkar janji, ia terbit dari ufuk timur pada waktu pagi dan tenggelam diufuk barat ketika senja, mungkin sudah sangat cukup bagi kita untuk menjadikan bahan renungan, dan untuk kita tiru.
Memang sangat mudah untuk melafalkan kata disiplin, namun sulit untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang bermulah dari tingkat paling rendah, sampai tingkat paling tinggi sekalipun. Sebagai siswa tentunya dilingkungan sekolah, atau hal-hal yang sangat identik dengan kewajiban seorang pelajar. Kedisiplinan memang dituntut harus dimiliki oleh setiap jiwa, yaitu melalui kepribadian. Dengan kepribadian yang teratih maka terbetuklah kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.” karna kepribadian merupana organisasi, dari sikap seseorang yntuk berbuat, mengetahui berfikir,dan meresakan secara khusus apa bila itu berhubungan denga orang lain atau menanggapi diri sendiri.(theodore in Newcombt).dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap gerak gerik yang dilakukan panca indra pastilah taklepas dari kepribadian, karna sifat dan kepribadianlah yang mentrasfer segala tingkah laku manusia, termasuk didalamnya yaitu kedisiplan.
1. Disiplin waktu
Waktu adalah patkan untuk melakukan sesuatu, yang sangat mewarnai kehidupan manusia, kadang kala seseorang bisa jadi celaka dan bahagia. Orang barat mengatakan bahwa”waktu adalah uang (time is money), tapi beda dengan halnya orang indonesia, Waktu adalah untuk santai. Dari pernyataan tersebut dapat ditari kesimpulan bahwa disiplinwaktu sangatlah penting, seperti realita yang terjadi di sekolah, misalka terlambat masuk sekolah, mengapa halitu bisa terjadi....??? sudah jelas jawabannya, karna tidak disiplai waktu , kata orang madura(korang ngaberre’)lalu apa akibatnya?. Yang pasti kalau di SMAN I Sumenep dikenai poin atau sangsi, kalau halitu masih wajar, yang kita khawatirkan tidak disiplain dalam waktu ibadah terutama waktu salat, Na’udhubillahi mindhalik. Memang sangat penting menjaga kedisiplinan waktu, karna waktu akan terus berjalan dan tidak akan pernah terulang kembali.
2. Didiplin sikap dan tingkah laku
Sikap adalah cara tingkah laku manusia, yang dilahirkan dari kepribadian itu sendiri, yang meliputi cara bergaul dan berhubungan dengan sesama, baik baik orang yang lebih tua atau yang sebaya bahkan yang lebih muda sekalipun, lebih-lebih cara pergaulan kita terhadap kedua orang tua dan guru-guru kita, semua pesti ada tatacaranya dalam bergaul yang benar. Kalau kita salah dalam bergaul dengan teman mungkin sangsinya kita akan dikucilkan dan dicela sekaligus jadi buah bibir mereka,yang sangat ironis sekali kita, kalau kita salah bergaul dengan orang tua, gurukita lebih-lebih kepada Allah. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW.”in-nama bu’itstu li-utammima makaarimalahlaq”(sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan ahlaq) yang tentunya ahlaq kita terhadab Allah (hablumminallah)dan juga terhadap seama manusia (hablumminannas)serta dengan alam sekitar. Yang tentunya semua itu tak lepas dari kedisiplinan.
3. Disiplin berbicara
Tidak sedikit orang yang celaka terhadap pembicaraannya, dan juga sebaliknya tak sedikit orang yang sukses karna perkataannya.”karnah lidah itu lebih tajam dari pada pedang.”dari pepatah tersebut dapat kita simpulakan, betapa sangat dahsyatnya ucapan yang dikeluarkan oleh lidah,karna luka yang diakibatkan aleh tajamnya pedang masih dapat di obati, tapi kalau luka yang diakiatkan oleh lidah sulit untuk dicari obatnya sampai mati sekalipun tak akan menemukannya. Dengan itu sudah jelas sekali bahwa lida sangatlah berbahayakarna didalamnya terdaat bisa yang mematikan, kalau salah dalam menggunakannya. Mungkin hanya dengan kedisiplinan semuanya dapat dikendalikan. Seperti halnya sabda Nabi yang berbunyi:”salamaatul-insanu fii-khifdhil-lisani”. (keselamatan manusia tergantung pada lisannya)
Dikutip Oleh:
Supyan Maulana Malik Ibrahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diantara malam aku sujut bersimpu malu meratapi segala kelemahan dan kekurangnku dan segala dosa yag ku perbuat