Senin, 04 Maret 2013

Menyingkap Rahasia dibalik Keheningan Tengah Malam

        Shalat Tahajjud atau Shalat Malam atau yang biasa disebut juga Qiyamul Lail adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia, yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya. Seandaikan kita tahu keutamaan dan kenikmatannya, tentu kita akan bersegera untuk menggapainya. Begitu banyak keterangan yang ada dalam Al-Qura’n dan As-Sunnah tentang keutamaan ibadah ini, di antaranya: 

1. Barang siapa menunaikan ibadah qiyamul lail, maka ia telah menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:  
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah (tambahan) bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isra’:79) 

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 16-17)

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu adalah qiyamul lail (shalat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

 2. Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18) 

 3. Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal shalih. 

4. Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya. 

Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54) 

Pembaca yang budiman, itulah beberapa keutamaan dan kenikmatan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di kehingan malam, qiyamul lail. Sungguh, hanya orang yang hatinya memang diberi taufiq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dapat merasakannya keindahannya dan tidak akan merasakan bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Wallahua’lam bisshawab. 


         Bukankah janji Allah dan Rasul-Nya adalah benar adanya? Tidakkah kita ingin dosa-dosa kita dihapus dan derajat kita diangkat oleh Allah di akhirat kelak? Lantas bagaimanakah tata cara dan adab qiyamul lail yang sesuai dangan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Dapatkan keterangan yang gamblang dalam buku:

“Rahasia Shalat Malam”
Penulis: Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthaani
Penerbit: Daar An-Naba, Solo

“Tidak ada sesuatu yang aku rasakan di dalam hati yang lebih nikmat selain shalat malam” (Tsabit Al-Bannany)

         Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. Shalat tersebut adalah kebiasaan orang-orang terbaik seebelum kita dan juga kegemaran orang-orang shalih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, 
“Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam. Sebab, shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, bisa mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, penghapus keburukan-keburukan dan bisa mencegah seseorang dari berbuat dosa.” (HR Tirmidzi, Hakim, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Abi Dunya. Syaikh Al-Albani berkata dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, “Hasan li ghoirihi”)

         Tidaklah aneh bila generasi terdahulu tidak pernah luput apalagi melalaikan waktu-waktu malam mereka. Para pendahulu kita yang sholeh itu senantiasa mengisi kesunyian itu dengan shalat malam. Inilah Thawus bin Kaisan Rahimahullah. Suatu saat ia mengunjungi seseorang di waktu sahur. Orang-orang berkata, “Ia masih tidur.” Maka Thawus berkomentar, “Tidak pernah aku mengira ada orang yang masih tidur di waktu sahur.” (Hilyatul Auliya’ IV/6, dalam An-Nu’aim: 181)

         Mengapa mereka begitu getol untuk shalat malam? Karena kelezatan jiwa mereka, salah satunya terdapat pada shalat malam. Berkata Muhammad bin Al-Munkadir, “Tidak ada yang tersisa dari kelezatan dunia kecuali dari tiga hal; shalat malam, bertemu dengan saudara seiman, dan shalat berjamaah di masjid” (Al-Qasim: 91)

         Inilah dia Imam Ahlus Sunnah, Ahmad bin Hambal Rahimahullah, telah memberi teladan kepada generasi setelahnya tentang tingginya cita-cita. Kita ikuti sejenak cuplikan hidup beliau yang akan diceritakan oleh putera beliau. “Ayahku selalu membaca Al-Qur’an sebanyak tujuh juz setiap harinya. Beliau tidur sebentar setelah waktu Isya’ kemudian bangun melaksanakan qiyamul lail sampai waktu Shubuh, beliau demikian sibuk dengan shalat dan do’a..” (Al-Qasim: 85)

        Tujuh juz setiap harinya!! Sebuah konsistensi yang luar biasa. Bagaimana dengan keadaan muslimin yang mengaku cinta Allah? Namun tak terlintas di benak mereka untuk membaca Al-Qur’an, walaupun satu juz per hari?  Hanya kepada-Nya kita berlindung dari kelemahan untuk beribadah. Betapa mereka berlomba untuk menggapai derajat yang tinggi, bahkan tertinggi. Derajat yang tak akan tergapai oleh manusia yang lemah keinginan. Melainkan, hanya akan tercapai oleh insan yang memiliki keinginan yang tinggi dan disertai niat yang benar. Semoga kita termasuk golongan tersebut. Allahumma amin.
Apakah yang menjadikan mereka begitu bersegera untuk beranjak bangun dari kelalaian dan berlari untuk menuju barisan pertama nan utama? Yang menjadikan mereka demikian adalah keutamaan-keutamaan shalat malam, apakah keutamaan-ketumaan tersebut ?

KEUTAMAAN SHALAT MALAM
         Wahai saudaraku, shalat malam adalah harta simpanan yang tak terukur dengan seluruh timbangan dunia dan ia memiliki keutamaan yang agung (Al-Qahthani, 103-111), diantaranya:
  • Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam sangat memperhatikan shalat malam hingga bengkak kedua telapak kaki
Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bertutur tentang beliau, “Sungguh Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya.” Ibunda Aisyah bertanya kepada beliau, ”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rosulullah? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala   telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhori dan Muslim)
Betul, mengapa kita tidak menjadi hamba-Nya yang bersyukur sebagaimana uswah kita bersyukur kepada-Nya? Hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan.
  • Termasuk sebab bagi seseorang untuk bisa masuk Surga
Inilah empat tips yang diwasiatkan Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam:
 “Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilahlah makan kepada fakir miskin, sambunglah silaturrahmi dan shalatlah di waktu malam ketika manusia terlelap tidur, niscaya engkau masuk syurga dengan aman” (HR Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah dan dalam Irwaaul Ghalil)
  • Shalat malam termasuk penyebab terangkatnya derajat di kamar-kamar Surga
Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu  bahwasanya Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  pernah bersabda :
“Sungguh dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan shalat malam di saat manusia terlelap tidur”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan dalam Shahihul Jami’)
  •  Orang-orang yang membiasakan shalat malam adalah muhsinun (orang-orang yang berbuat ihsan dalam ibadah) sehingga layak untuk mendapatkan rahmat Allah dan surga-Nya.
“Di waktu malam, sedikit sekali mereka tidur. Dan pada waktu sahur mereka beristighfar” (Adz-Dzariat 17-18)
  • Allah memuji orang-orang yang bangun malam termasuk hamba-hambaNya yang shalih dan hamba-hamba Ar-Rahman.
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka” (Al-Furqon 64)
  • Allah memberi persaksian terhadap iman mereka yang sempurna.
“Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (As-Sajdah 14-16)
  • Allah tidak menyamakan mereka dengan yang lain dari kalangan yang memiliki sifat seperti mereka.
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar 9)
  • Penghapus dosa dan kesalahan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  bersabda : ”Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa”. (HR. At-Tirmidzi)
  • Shalat paling utama setelah shalat fardhu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, ”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam, bulannya Allah. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim)
  • Kemuliaan orang beriman dengan shalat malam
Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu berkata :”Pernah Jibril datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  lalu berkata : ”Hai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kau pasti akan mati. Cintailah siapa saja orang yang kau suka karena sungguh kau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya kau akan dibalas dengan perbuatanmu itu. ‘Kemudian Jibril berkata,”Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan shalat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al-Albani)
  • Pelakunya berhak mendapatkan iri dari orang lain
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak dibolehkan bersikap hasad selain terhadap dua orang: Orang yang diberi anugerah hafal Al-Quran, lalu ia gunakan untuk melakukan shalat malam dan shalat di siang hari; dan orang yang Allah berikan anugerah harta, lalu ia gunakan untuk berinfak siang dan malam.” (HR Muslim)
  • Membaca Al-Quran dalam shalat adalah harta yang tak ternilai
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  bersabda, “Barangsiapa yang shalat dengan membaca 10 ayat Al-Quran, maka akan dihindarkan dirinya sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang shalat dengan membaca 100 ayat, akan ditetapkan dirinya sebagai orang-orang yang khusyu. Barangsiapa yang shalat dengan membaca 1.000 ayat, akan ditetapkan dirinya sebagai muqantharin”  (HR Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud).
Muqantharin artinya adalah orang yang mendapatkan pahala sebesar qinthar (sebesar gunung). Lihat At-Targhib wat Tarhib oleh Al-Mundziri I: 495 (dalam Al-Qahthani, 111).

PERKARA YANG MEMBANTU UNTUK SHALAT MALAM
1. Jangan banyak makan yang berakibat juga akan banyak minum, dan akibatnya akan selalu tidur dan berat untuk melaksanakan shalat malam.
2. Jangan melelahkan diri sendiri dengan pekerjaan dan kesibukan yang akan sangat membuat payah anggota badan serta melemahkan pesendian. Karena semuanya ini akan menyebabkan mudah untuk tidur.
3. Jangan meninggalkan tidur siang meskipun sebentar. Karena tidur siang adalah sunnah yang akan membantu dalam melaksanakan shalat malam.
4. Bersihkan hati dari kedengkian kepada kaum muslimin, dari perbuatan bid’ah, dari khurafat dan dari kesenangan-kesenangan dunia. Sebab semua penyakit ini bisa memalingkan seseorang dari ketaatan kepada Allah Ta’ala.
5. Jangan berbuat dosa di siang hari. Karena sesungguhnya perbuatan dosa akan mengeraskan hati dan menjadi penghalang diri anda dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
6.  Adanya rasa takut (terhadap kejadian di hari akhir) yang selalu ada di dalam hati serta tidak panjangnya angan-angan. Juga selalu berfikir dan merenung tentang huru-hara hari kiamat serta gejolak neraka Jahannam. (Al-Qosim: 95-96)
Daftar Rujukan:
An-Nu’aim, Muhammad bin Ibrahim. 2007. Memesan Kursi Tertinggi di Surga. Solo: Wacana Ilmiah Press.
Al-Qahthani, Sa’id bin Ali bin Wahf. 2005. Kumpulan Shalat Sunnah & Keutamaannya. Jakarta: Darul Haq.
Al-Qosim, Abdul Malik. tt. Yang Mereka Lakukan di Tengah Malam. Solo: Pustaka At-Tibyan.
(Diterbitkan dalam buletin “Husnul Khotimah” Edisi 86 tahun V, 20 Dzulqa’dah 1430 H / 8 November 2009. Dan diterbitkan pula dalam buletin “Al-Manar” Edisi 14 tahun I, 20 November 2009 / 2 Dzulhijjah 1430 H)
)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

diantara malam aku sujut bersimpu malu meratapi segala kelemahan dan kekurangnku dan segala dosa yag ku perbuat

Slider(Do not Edit Here!)