Kamis, 14 Maret 2013

SIWAK SI KAYU AJAIB

Mungkin kita biasa melihat atau mendengar istilah “kayu ajaib” dalam cerita fiktif atau realita nyata. Kayu ajaib identiknya digunakan oleh para tukang sihir yang terlaknat. Namun “kayu ajaib” dalam tulisan kali ini adalah kayu siwak yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat.
Di antara keajaiban kayu siwak, ia mengandung banyak zat-zat yang berfungsi bagi kesehatan gigi, dan mengandung aroma yang mengharumkan bau mulut, walau tak memakai sikat gigi.
Lebih ajaib lagi, “kayu ajaib” alias siwak ini bisa mendatangkan ridho Allah -Azza wa Jalla-. Subhanallah, alangkah ajaibnya kayu siwak ini. Mudah didapatkan, ringan dibawa, setiap saat bisa digunakan, murah harganya, oh ternyata bisa mendatangkan ridho Allah. Tak heran jika Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda :
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak adalah pembersih bagi mulut; sesuatu yang membuat Allah ridho”. [HR.Ahmad dalam Al-Musnad (6/47), Asy-Syafi’iy dalam Al-Umm (1/76) & Musnad-nya (41), An-Nasa’iy dalam Kitab Ath-Thoharoh (5), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (134, 136, dan 137), Syu’abul Iman (2118 & 2777). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (1/105/no.66)]
Al-Allamah Abul Hasan Nuruddin As-Sindiy-rahimahullah- berkata ketika mengomentari hadits ini,“Jika anda bertanya,”Bagaimana bisa siwak menjadi sebab Allah ridho?”, maka aku katakan,”Sebab melakukan sesuatu mandub(sesuatu yang hukumnya sunnah)bisa mendatangkan pahala; sebab siwak adalah pedahuluan bagi sholat, sedang sholat adalah munajat(percakapan) dengan Allah. Tak diragukan lagi bahwa orang harum bau mulutnya akan dicintai oleh orang diajak bercakap”. [Lihat Hasyiyah As-Sindiy (1/17), cet. Dar Al-Ma’rifah]

Jadi, siwak yang membuat mulut kita harum, dan bersih merupakan amalan mandub (yang dianjurkan) bisa mendatangkan pahala. Sedang orang yang mendapat pahala tentunya karena ia melakukan suatu perbuatan yang diridhoi oleh Allah.
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan, bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
1. Antibacterial acids, seperti: astringents, abrasive dan detergents. Berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
2. Kandungan kimia, seperti: klorida, pottasium, sodium bicarbonate, fluoride, silika, sulfur, vitamin C, trimethyl amine, salvadorine, tannins dan beberapa mineral lainnya, berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
3. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
4. Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur.
5. Anti decay agent (zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu, siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih. Saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang Periodontal Treatment (Perawatan gigi secara periodik atau berkala) dengan mengambil sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Mekkah dan Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa periodontal treatement untuk masyarakat Mekkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain. Hal ini mengindikasikan, bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Mekkah dan Jeddah terhadap periodontal treatment.
Pembaca yang budiman, demi meraih segudang keutamaan tersebut, ada baiknya kita menghiasi diri kita dengan menggunakan siwak dalam beberapa kondisi berikut:
  • Ketika Hendak Sholat
Ketika seorang hendak bermunajat dengan Allah dalam sholatnya, maka ia dianjurkan untuk memakai pakaian yang layak, dan membersihkan seluruh badannya dari najis, dan bau-bau yang mengganggu. Sebab malaikat yang mendengar, dan mencatat amal sholat kita akan terganggu.
Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- melarang dari (makan) bawang merah, dan bawang bakung. Kamipun dikuasai oleh perasaan butuh (kepadanya), maka kami akhirnya makan bawang. Maka Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ الْمُنْتِنَةِ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الْإِنْسُ   
“Barang siapa yang memakan pohon (tanaman) yang busuk ini, maka janganlah ia mendekati masjid kami, karena malaikat terganggu oleh sesuatu yang mengganggu manusia”. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Masajid (1252)]

Jadi, seorang yang ingin mendatangi masjid, maka hendaknya ia membersihkan mulutnya dari segala bau dengan menggunakan siwak atau yang bisa membersihkan gigi. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Andai aku tak (khawatir) akan memberatkan ummatku atau manusia, maka aku akan perintahkan (wajibkan) mereka bersiwak setiap kali hendak sholat”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Jum’ah (847), Muslim dalam Ath-Thoharoh (588), Abu Dawud dalam Ath-Thoharoh (46), An-Nasa’iy dalam Al-Mawaqit (533), dan Ibnu Majah dalam Ash-Sholah (690)]
Hadits ini menurut lahiriahnya menunjukkan bahwa semua orang dianjurkan bersiwak, baik ia berpuasa atau tidak. Karenanya, dalam menjelaskan faedah hadits ini, Al-Imam Al-Bukhoriy-rahimahullah- berkata dalam kitab Shohih-nya (2/682), “Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- (dalam hadits ini) tidaklah mengkhususkan orang yang berpuasa dari yang tak puasa”.
Maksud beliau bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah melarang orang yang berpuasa untuk bersiwak sebagaimana halnya orang yang tak puasa boleh menggunakan siwak.
Al-Hafizh Ibnu KhuzaimahAn-Naisaburiy -rahimahullah- berkata dalam mengomentari hadits ini, “Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tidak mengecualikan orang yang tak berpuasa (dalam hal bolehnya bersiwak), tanpa yang berpuasa. Jadi, di dalamnya terdapat petunjuk bahwa bersiwak bagi orang yang berpuasa ketika hendak sholat memiliki keutamaan seperti halnya orang yang tak berpuasa”.[Lihat Shohih Ibnu Khuzaimah (3/247)]
Apa yang dinyatakan oleh Ibnu Khuzaimah -rahimahullah-, juga telah dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr Al-Andalusiy-rahimahullah- dalam kitabnya At-Tamhid (7/198) saat beliau berkata, Dalam hadits ini dalil yang menunjukkan bolehnya bersiwak pada setiap waktu berdasarkan sabdanya, “setiap kali hendak wudhu”, dan “setiap kali hendak sholat”. Sedang sholat wajib pada kebanyakan waktu, baik pada waktu malam, siang, maupun shubuh”.
  • Ketika Hendak Wudhu’
Diantara waktu yang amat dianjurkan bagi kita untuk menggunakan siwak agar mulut kita bersih dan harum, ketika kita mau melakukan wudhu’.
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ الْوُضُوْءِ وَلَأَخَّرْتُ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ أَوْ شَطْرِ اللَّيْلِ
“Andai aku tak (khawatir) akan memberatkan ummatku, maka aku akan perintahkan (wajibkan) mereka bersiwak setiap kali hendak sholat, dan akan kutangguhkan sholat Isya’ ke sepertiga malam atau tengah malam”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (7406), Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (140), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (1787), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (1531), Ath-Thohawiy dalam Syarh Al-Ma’aniy (228), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (2106), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (1238), Al-Abihaqiy dalam Al-Kubro (144), dan dalam Syu’abul Iman (2769), dan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqo (63). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Ihsan (2/250)]
  • Ketika Hendak Membaca Al-Qur’an
Seorang hamba ketika membaca kitab suci Al-Qur’an Al-Karim, maka dianjurkan agar ia menyucikan diri, baik pada pakaian, tempat, dan badan (utamanya mulut) dari segala najis, dan kotoran yang mengganggu. Sebab seorang yang membaca Al-Qur’an Al-Karim ibaratnya orang yang bermunajat, dan berbisik dengan Allah Robbul alamin. Itulah hikmahnya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menganjurkan hal itu dalam hadits ini:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَاهُ الْمَلَكُ فَقَامَ خَلْفَهُ يَسْتَمِعُ الْقُرْآنَ وَيَدْنُوْ فَلَا يَزَالُ يَسْتَمِعُ وَيَدْنُوْ حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيْهِ فَلَا يَقْرَأَ آيَةً إِلَّا كَانَتْ فِيْ جَوْفِ الْمَلَكِ
“Sesungguhnya seorang hamba jika ia bangkit melaksanakan sholat, maka ia akan didatangi oleh seorang malaikat seraya berdiri di belakangnya untuk mendengarkan Al-Qur’an. Senantias ia menyimak Al-Qur’an mendekat sehingga malaikat itu meletakkan mulutnya pada mulut orang yang sholat itu.Maka seorang hamba tidaklah membaca Al-Qur’an kecuali bacaan Qur’annya dalam diri malaikat itu”. [HR. Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (1/38), dan Adh-Dhiya’ Al-Maqdisiy dalam Al-Mukhtaroh (1/201). Lihat Ash-Shohihah (1213)]
Menurut riwayat lain, diakhir hadits itu, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
فَطَهِّرُوْا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ
“…maka sucikanlah mulut kalian untuk Al-Qur’an”. [HR. Al-Bazzar dalam Al-Musnad (603). Dikuatkan sanadnya oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (3/215)]
Al-Imam Abu Zakariyya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata ketika menjelaskan adab-adab yang perlu dijaga oleh orang yang membaca Al-Qur’an, “Seyogyanya jika seseorang hendak membaca Al-Qur’an agar ia membersihkan mulutnya dengan siwak, dan selainnya. Cara memilih siwak,hendaknya ia berasal kayu sugigi; boleh juga dari seluruh jenis kayu, dan sesuatu yang dapat membersihkan mulut, seperti secarik kain yang kasar, sikat gigi, dan selain itu”. [Lihat At-Tibyan fi Adab Hamalah Al-Qur’an (hal. 37)]
  • Ketika Hendak Masuk Rumah
Diantara bentuk perhatian Islam kepada kebersihan, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mencontohkan kepada ummatnya agar ketika hendak masuk rumah dan menemui istri dan anak-anaknya, seseorang terlebih dahulu membersihkan mulutnya. Jika perkara ini dilazimi, niscaya akan melahirkan mawaddah wa rahmah di antara penghuni rumah tangga. Terkadang seseorang dijauhi oleh orang lain, karena mulutnya yang bau.
Syuraih bin Hani’ Al-Haritsiy-rahimahullah- bertanya kepada A’isyah -radhiyallahu ‘anha-, “Perkara apakah yang dimulai oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika ia mau masuk ke rumahnya?” A’isyah berkata, “(Beliau memulai) dengan siwak”.[HR. Muslim dalam Ath-Thoharoh (253), Abu Dawud dalam As-Sunan (51), An-Nasa’iy dalam Al-Mujtaba (8), dan Ibnu Majah dalam As-Sunan dalam As-Sunan (290)]
  • Ketika Hendak Sholat Tahajjud
Seseorang ketika bangun dari tidurnya, ia akan mendapati perubahan pada bau mulutnya. Disinilah rahasianya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika bangun malam, beliau membersihkan giginya dengan kayu ajaib, yaitu siwak yang mengandung bahan yang mengharumkan gigi, walau tidak menggunakan pasta gigi.
Hudzaifah -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ لِيَتَهَجَّدَ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Dahulu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- jika bangun untuk bertahajjud, maka beliau menggosok mulut (baca:gigi)nya dengan siwak”. [HR. Al-Bukhoriy (242, 849, & 1085),Muslim (255), Abu Dawud (55), An-Nasa’iy (2, & 1621-1624), dan Ibnu Majah (286)]
Al-Imam Ibnu Daqiq Al-Ied-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat anjuran bersiwak ketika bangun dari tidur, karena tidur menimbulkan perubahan mulut sebab adanya sesuatu yang naik ke mulut berupa uap lambung. Sedang siwak adalah alat pembersihnya. Itulah dianjurkan siwak ketika ada sesuatu yang mengharuskannya”. [Lihat Fathul Bari (1/356), cet. Dar Al-Ma’rifah]
Jadi, bersiwak ketika hendak sholat tahajjud adalah perkara yang dianjurkan; sebagai pelengkap dan penyempurna bagi ibadah seorang hamba. Seorang yang berbau mulutnya, karena belum bersiwak, maka akan terganggu oleh bau mulutnya. Inilah salah satu sebab yang menghilangkan khusyu’nya seseorang ketika sholat.
Para Pembaca yang budiman, inilah beberapa kondisi dianjurkan di dalamnya untuk bersiwak, dan membersihkan mulut. Namun ini bukanlah pembatasan, sebab seseorang dianjurkan bersiwak ketika terjadi perubahan bau mulut.
Perhatian
Anjuran menggunakan siwak untuk membersihkan gigi, bukanlah berarti kita dilarang menggunakan sikat gigi atau yang lainnya dalam membersihkan gigi. Bahkan semua itu boleh. Namun tentunya yang lebih utama adalah melazimi siwak, karena ia memiliki fadhilah, yaitu membuat Allah ridho karena mengikuti sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- .
Kami jelaskan demikian, karena sebagian orang jahil menyangka bahwa Islam melarang kita menggunakan discovery (penemuan baru) yang mubah.
Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 53 Tahun I. Penerbit: Pustaka Ibnu Abbas. Alamat: Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel.

Rabu, 06 Maret 2013

RAHASIA KANDUNGAN KIMIA BUAH MAJA DAN MANFAATNYA UNTUK PENGOBATAN.


buah-maja

Buah maja pasti identik dengan nama kerajaan besar dibumi pertiwi yaitu kerajaan Majapahit, dari nama majapahit ada cerita tersendiri kok ada embel embel pahit, padahal buah maja sendiri tidak begitu pahit. Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja. Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.


Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.


Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Upakelas: Rosidae; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Aegle; Spesies: Aegle marmelos.

Nama ilmiah       : Aegle marmelos Correa.
Nama daerah     : maja (Sunda); maja, maja galepung, maja gedang, maja pait, maos (Jawa); bila, bila gedang, bila peak (Madura); wabiila (Sumba Timur); dilak (Timor).
Nama asing        : beal fruit (Inggris).

Buah Maja mempunyai rasa manis, harum, dan tajam di tenggorokan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam maja di antaranya zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan marmelosin (C13H12O). Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik. Selain itu akar, daun, dan ranting digunakan untuk mengobati gigitan ular.
Akar maja mengandung psoralen, anthotoxin, o-methylscopoletin, scopoletin, decursinol, haplonine, dan aegelinol. Daun maja mengandung a-limonene, 56%-a-8-phellandzene, sineol, 17% cyrnene, citonellol, citiol, 5% cumin aldehyde, alkaloids, o-(3,3-dimethylallyl)-halfordinol, n-2-ethoxy-2-(4-methoxyphenyl) ethylcinna-mide, n-2-methoxy-2-(4-3,3-dimethyalloxy) phennyl, ethylcinnamamide.
Berikut Manfaat Buah Maja Untuk Kesehatan : 
  • Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik.
  • Akar, daun, dan ranting digunakan untuk mengobati gigitan ular.
  • Daun disebutkan dapat menyebabkan aborsi dan steril bagi wanita. 
  • Ranting digunakan sebagai racun ikan. Tanin yang digunakan dalam jangka waktu lama bersifat antinutrisi dan menyebabkan kanker.
  • Efek farmakologis akar maja diantaranya mengobati demam. 
  • Kulit batang dan akar maja untuk obat jantung, stomakikum, dan sedatif. 
  • Daun maja untuk borok, kudis, eksim, bisul, abortif, demam, dan radang selaput lendir hidung. 
  • Buah maja untuk disentri, diare,dan membasmi hama keong mas.
  • Kulit buahnya untuk pewangi.
Sudah saatnya buah ini dilestarikan karena pohon buah maja ini mulai langka dan sulit ditemukan, karena bisa jadi dikemudian hari kandungan kimia buah maja ini bisa menjadi obat buat obat penyakit yang sulit disembuhkan dan diobati..Lestarikan buah langka nusantara.

Selasa, 05 Maret 2013

GRIMIS HUJAN BIKIN KEPALA PUSING


                                                                             
Mungkin ada yg berpikir gerimis lebih berbahaya daripada hujan lebat. pernyataan itu memang benar jika dilihat dari segi kesehatan, karena gerimis bisa membuat kepala pusing.
mengapa demikian???

begini penjelasannya :
hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.

banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan turun. nah, asam inilah yg buat kita bisa pusing.

biar lebih jelasnya, simak yg satu ini sob...
kita semua tau klo gerimis tetes airnya lebih kecil daripada klo hujan deras. waktu perjalanan dari langit sampe bumi, air yang mulanya masih murni, sedikit demi sedikit bereaksi dgn gas-gas yang ada di udara. reaksi tadi ada yang bisa menimbulkan cairan yang bersifat asam. makin asam hujannya, makin ngga baik buat tubuh. dan di tetes air yang lebih kecil, konsentrasi asamnya lebih gede daripada yang di tetes air lebih besar. Jadi, waktu gerimis, konsentrasi asam di tetes air hujannya lebih gede daripada waktu deras, sehingga klo air hujan kena kulit kepala atau apapun, asam tadi bikin badan kita sakit (pusing).

penyebab lainnya adalah adanya perbedaan suhu yang relatif besar antara suhu tubuh dan suhu kepala saat kena hujan. apabila kena hujan yang gerimis saja, maka kepala akan basah sedikit dan suhu kepala turun sedangkan suhu tubuh tetap, maka hal ini akan mengakibatkan aliran darah di kepala melambat dan akhirnya menjadi pusing (terasa nyut-nyutan)

sedangkan apabila kehujanan sampe basah kuyup (tubuh dan kepala basah) maka suhu umum seluruh tubuh akan turun. tubuh akan mengenali hal ini dan mulai melakukan penyesuaian (misalnya memperlambat denyut jantung, atau meningkatkan suhu tubuh dengan mengigil). secara keseluruhan keseimbangan suhu antara tubuh dan kepala tetap terjaga sehinga kecepatan aliran darah di kepala tidak berubah. akhirnya tidak terjadi nyut-nyutan , tapi tubuh akan menggigil, dan kalau suhu tubuh yang dingin ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, itu yg akan menimbulkan demam. Moga bisa bermanfaat info yg saya share kali ini buat sobat

                                                              

Business_ model_canvas


Customer segment
Kami mengawali penawaran produk ini pada masyarakat sekitar tempat tinggal dengan sasaran usia produktif dan lansia dari berbagai kalangan, terutama pada kawasan pondok pesantren dan komunitas Islam yang besar pengaruhnya bagi kelancaran usaha kami.
Value proposition
Kami memberikan suatu produk perawatan diri khususnya untuk gigi, yaitu pembersih gigi herbal yang multi fungsi yang dapat menyelesaikan beberapa permasalahan gigi dan mulut yang sering dialami masyarakat diantaranya menghilangkan plak gigi, memutihkan gigi, pembersih sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi, dan bau mulut. Produk herbal ini menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan yang telah di teliti dan digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Komposisi dari produk kami adalah biji asam jawa dan siwak, biji asam jawa mempunyai kandungan zat yang dapat membersihkan karang gigi. Siwak sendiri menyimpan berbagai khasiat yang baik bagi gigi, diantaranya dapat memutihkan gigi, dan menghilangkan bau mulut, siwak  juga merupakan sunnah Rasul yang sudah di pergunakan sejak zaman beliau. Disini kami mengembangkan produk herbal tradisional yang terjangkau di seluruh kalangan yang berkualitas, inilah keunggulan produk kami.
Channels
Karena produk kami merupakan produk herbal terobosan baru, maka kami akan memperkenalkan kepada publik tentang keistimewaan produk kami ini melalui pengenalan langsung ke pasaran, sosial network (blog, toko bagus,forum komunitas, FB, website, BBM, dan twitter), apotik, dan tempat perbelanjaan (toko sekitar pondok pesantren, minimarket, swalayan, koperasi sekitar pondok pesantren).
Customer ralationships
Untuk membangun kerjasama dengan pelanggan, kami menggunakan prinsip saling percaya, kejujuran, dan terbuka dengan kritik dan saran dari pelanggan. Selain itu komunikasi menjadi hal yang sangat penting karena dengan tahu apa yang dirasakan pelanggan, kami dapat terus menginovasi produk kami. Bagi kami yang terpenting adalah kepuasan pelanggan dalam merasakan manfaaat produk kami.
Revenue Streams
Pendapatan utama kami dari konsumen, pelanggan bisa melakukan transaksi dengan datang langsung ke alamat kami atau bisa juga dengan via transfer ke rekening kami. Untuk srategi awal promosi kami menerapkan ongkos kirim gratis.
Key activities
Melakukan promosi menggunakan berbagai media diantarannya : pengenalan melalui face to face,  pamfleat, sosial net work. Kami juga melakukan kerjasama dengan berbagai pengusaha, pondok pesantren dan komunitas Islam, dan demi menjaga kualitas kami mengawasi penuh bagaimana jalannya proses pembuatan dan pemasaran produk kami.
Key Resources
Kami menggunakan sumberdaya alam diantaranya yaitu biji asam jawa dan siwak, serta tenaga manusia yang profesional. Sales merupakan salah satu channel kami untuk melakukan pemasaran produksi kami, demi terjalinnya kerjasama yang baik kami akan menjaga kepercayaan pelanggan dengan prinsip kejujuran dan selalu mengutamakan kualitas produk kami.
Key partnership
Kami menciptakan hubungan kerjasama antara partner bisnis baik dengan petani asam jawa dan siwak serta dengan channel bisnis kami yang membantu memasarkan di setiap daerah, pondok pesantren, dan komunitas islam.  Kedepannya kami juga akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan terkemuka di Indonesia bahkan kalau bisa keluar negeri, kami menciptakan kesempatan dimana-mana. Baik via on line maupun via off line. Kunci utama kami yaitu menciptakan komunikasi yang lancar bagi setiap konsumen.
Cost Structure
No
BAHAN
HARGA SATUAN
RINCIAN
JUMLAH
1
Biji asam jawa/kg
Rp. 7000,00 / kg
1 bks/25gr
Rp. 7000,00,-
2
Siwak
Rp. 2000,00 / biji
1
Rp. 2000,00,-
3
Kemasan plastik
Rp. 200,00 / sachet
1
Rp. 200,00 ,-
4
Kemasan kardus
Rp. 1000,00 / kemasan
1
Rp. 1000,00,-

Note :
1 sachet isi 1 siwak & 1 bungkus serbuk asam harga Rp. 3.500,00 HET yang kami sarankan = Rp. 4000,00
1 kotak isi 5 sachet = Rp. 15.000,00, HET yang kami sarankan = Rp. 17.500,00




Slider(Do not Edit Here!)